Kamis, 04 Juni 2009

Suatu saat yang santai setelah Beliau kembali ke Jakarta, Syekh al-Akbar duduk dengan berpegangan dengan tongkatnya, memberikan pencerahan kepada kami di dalam kantor sekretariat. Uraian Beliau kali ini terasa ringan sehingga mudah dicerna dan diingat. Hadir bersama saya beberapa karyawan Q-Mart yang kebetulan berada di ruang sekretariat.

Beliau bertanya, 'Tahu gak, profesi apa yang paling tinggi kedudukannya dibandingkan profesi lain yang dipegang oleh manusia?' Kami pun terbengong-bengong, karena pertanyaan itu muncul tiba-tiba di hadapan kami. Kemudian Syekh al-Akbar menguraikan, 'Kalau orang yang profesional itu kan bergelar profesor. Seorang profesor itu adalah orang yang bekerja secara proporsional di bidangnya. Di dunia ini ada orang yang bergelar profesor di bidang kedokteran, arsitektur, ekonomi, dsb. Mereka melahirkan karya yang tinggi nilainya. Seperti dokter, Bapak aja kemarin saat berobat mesti membayar jasa dokter sebesar 30 juta. Kalau kita perhatikan karya manusia di bidang arsitektur apalagi pesawat terbang, maka karya mereka itu nilainya sangatlah mahal. Mana di antaranya yang paling tinggi kedudukannya? Manakah profesor yang memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah?'

Saya sempat menjawab, 'Seorang pendidik!' (saya berfikir bahwa seorang pendidik atau guru-lah yang melahirkan seluruh profesor-profesor itu).

Syekh al-Akbar menggelengkan kepalanya. 'Tidak ada yang tahu?' tanya Beliau. 'Udah gak ada yang tahu? Nyerah aja deh!'

Beliau menjawab, 'Jawabannya adalah menjadi 'Abid. Yakni menghambakan diri kepada Allah. Seseorang bergelar profesor di bidang kedokteran, paling-paling karyanya sebatas di dunia ini saja. Karya arsitektur dan pesawat terbang nilainya bisa diukur mahalnya. Tapi, seorang 'Abid, karyanya tidak bisa diukur dengan nilai kehidupan dunia. Seorang yang menghambakan diri kepada Allah memiliki karya yang jauh lebih tinggi nilainya dari karya seorang profesor dunia.

Orang yang masuk syurga tidaklah mesti orang yang pintar yang bergelar profesor, atau diukur kaya miskinnya, bukanlah orang yang rajin sholat atau tidak, banyak berdzikir atau tidak, tapi ia adalah orang yang mendapatkan petunjuk. Ukuran petunjuk itu memiliki tingkatan yang berbeda-beda, dan diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Ada orang yang kelihatannya tidak pintar, tapi mendapatkan petunjuk yang teramat tinggi, sehingga ia layak mendapatkan syurga Allah.

Seorang 'Abid yang sudah rindu bertemu kepada Allah keadaanya seperti besi yang dekat dengan magnet. Ia tidak ingin dipisahkan. Mereka semua tidak perlu disuruh lagi, ketika menghadap Allah, seluruh Abid bersujud di hadapannya. Mereka lupa dengan syurga yang dijanjikanNya itu. Kemudian syurga menangis karena dicuekin. Allah perintahkan, 'Wadkhulii jannatii' Masuklah ke dalam syurga-Ku. Maka jika tidak karena perintah Allah ini mereka tidak mau memasuki syurga. Inilah yang menjadi hak syurga untuk dikunjungi dan dinikmati oleh para Abid-Nya. '

Dunia ini adalah kehidupan perdagangan (jual beli). Sekarang, Bapak mau tanya? Orang yang datang mengaji kepada Bapak tujuannya apa? Dan kalian (Syekh al-Akbar sambil menunjuk kepada salah seorang di antara kami) datang ke sini tujuannya untuk apa?' tanya Syekh al-Akbar.

Kami semua terdiam.

'Kalau tidak mendapatkan gaji, mengapa bekerja?''Tentu orang yang datang untuk bekerja, adalah untuk mengharapkan upah (gaji). Begitu juga orang yang datang ke sini (mengaji). Tentu mengharapkan syurganya Allah SWT'.'

Jadi, orang-orang yang datang kepada Bapak tujuannya adalah bukan untuk mengkultuskan atau mengikuti keinginan Bapak. Mereka semua ingin mencari ilmu untuk mencapai syurga Allah! Karena tujuan seseorang datang mengaji adalah untuk mendapatkan syurga yang telah dijanjikan Allah!''Tapi mengapa, orang-orang ada yang mendiskreditkan pengajian di Idrisiyyah dengan mengatakan syirik karena minta pertolongan Gurunya. Seharusnya (kata mereka) minta tolong langsung kepada Allah, bukan kepada Guru. Padahal mereka datang ke dokter untuk minta tolong tidak disebut sebagai syirik! Aneh ya?!'

Nah, Bapak sebagai orang yang dipilih Allah memberikan uraian yang sederhana dan mudah dicerna dalam menjalani agama bagi umat yang hidup pada masa sekarang ini. Yang sulit adalah mencari sosok yang dapat menyelamatkannya di akhirat nanti, membebaskannya dari siksa-Nya, bahkan menjadi orang yang bebas dari hisab Allah. Banyak yang tidak mempedulikan hal ini.

(Pengalam seorang murid Al-Idrisiyyah dengan Syaikh Akbar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar